Bertempat di Auditorium Coex, Seoul, Korea Selatan, Lillyana Mulya dosen muda dari Program Studi Kearsipan Sekolah Vokasi UGM menyampaikan makalah yang berjudul Nembang Macapat: The Documentation of Javanese Knowledge In The Past dalam Kongres ICA 2016, Archives, Harmony and Friendship: Sustaining the Spirit of Seoul. Lillyana memaparkan bahwa fungsi nembang dapat mengerucut menjadi dua, yaitu sebagai budaya dan sarana komunikasi. Poin-poin penting yang disampaikan oleh Lillyana, pertama bahwa nembang merupakan media dokumentasi. Kedua, lirik dalam tembang lebih mudah diingat. Ketiga, secara historis, studi tentang merosotnya nembang dapat melacak perubahan sosial Jawa yang disebabkan oleh kontak dengan budaya nasional Indonesia.
Sementara itu, kongres ICA 2016 juga dihadiri oleh lebih dari 2000 peserta dari seluruh dunia. Pada tanggal 9 Agustus 2016 Kongres ICA ditutup secara resmi oleh Presiden ICA, David Fricker yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Arsip Nasional Australia. Disusul kemudian dengan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Seoul 2016 ICA Archives, Harmony and Friendship: Sustaining the Spirit of Seoul oleh Kepala Arsip Nasional Korea dan Presiden ICA.