(11/12/2017) bertempat di University Club UGM, Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi UGM telah mengadakan Workshop “Studi Kelayakan Program Studi D-IV Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi” dengan menghadirkan beberapa narasumber dan stake holder pemangku kepentingan. Workshop tersebut bertujuan untuk mematangkan dan upaya brainstorming dalam usaha untuk mewujudkan Program Studi D-IV Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi.
Workshop terbagi dalam dua sesi yakni sesi pertama dengan menghadirkan narasumber dari Arsip Nasional Republik Indonesia, Zita Asih Suprastiwi, S.H., Dr. Agus Nugroho, S.T., M.T. dari Sekolah Vokasi dan Waluyo, S.S., M.Hum dari Prodi Kearsipan SV UGM. Sesi kedua menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi yaitu Dr. Sri Margana, M.Phil, Drs. Machmoed Effendhie, M.Hum. dan Drs. Ida Fajar Priyanto, M.A., Ph.D.
Pada sesi pertama, Waluyo, S.S., M.Hum menjelaskan bahwa pada awalnya nama D-IV yang akan diusulkan adalah program D-IV kearsipan, kemudian dirubah sesuai dengan nomenklatur yang dikeluarkan oleh dikti yaitu Program Studi D-IV Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi. Dalam workshop kali ini, Waluyo merasa membutuhkan banyak pencermatan dari setiap bagian, mulai dari deskripsi, profil lulusan, capaian pembelajaran, bahan kajian dan matakuliah.
Dr. Agus Nugroho, S.T., M.T selaku wakil dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan SV UGM yang juga menjadi narasumber dalam workshop lebih mengetengahkan pada aspek kebijakan, kebutuhan, strategi dalam pembentukan D-IV. Kemudian Zita Asih Suprastiwi, S.H dari ANRI sangat concern dalam perkembangan kearsipan karena tuntutan perkembangan kearsipan baik Internasional maupun nasional. Menurutnya, arsiparis belum meng-influent tentang penyelenggaraan negara, apalagi kearsipan berbasis IT. ANRI mengharapkan influent besar dari perkembangan akademik agar dilakukan jauh lebih efektif dan efisien. Kolaborasi antara ANRI dengan PT harus bisa lebih kuat.
Pada sesi kedua, Dr. Sri Margana mengetengahkan pentingnya mendesain kurikulum dari aspek pengantar, metode, dan substansi yang akan menjadi kategori dalam menentukan level pendidikan. Apakah mata kuliah awal akan menjadi prasyarat untuk mengambil mata kuliah selanjutnya dan bagaimana rencana dalam menghadapi tantangan digital bidang kearsipan.
Senada dengan Margana, Drs. Machmoed Effendhie, M.Hum juga memaparkan tentang cluster program studi untuk mempermudah pembedaan mata kuliah. Hal ini bisa dipakai untuk membuat kategorisasi mata kuliah. Selanjutnya menentukan tahapan mata kuliah: core of knowledge, knowledge of profession, contextual knowledge, dan complementary knowledge. Machmoed juga menyinggung mata kuliah penciri, dalam hal ini mata kuliah Memori dan Warisan Budaya untuk menunjukkan ciri khas program studi karena program studi yang akan dibentuk di bawah Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya.
Pembicara terakhir adalah Drs. Ida Fajar Priyanto, M.A., Ph.D, memaparkan tentang pendalaman interdisipliner dalam Kearsipan. Ida juga menyinggung mata kuliah yang akan dipakai, beberapa mata kuliah harus dijeaskan lebih lanjut misalnya mata kuliah Dokumentasi dan Publikasi (industry informasi cetak sampai digital), Perilaku dan Literasi Informasi (harus masuk juga information behavior), Menulis Kreatif (penulisan ilmiah termasuk sitasi dan citation in text), Teknik Penulisan Dan Seminar Proposal Skripsi (penajaman problem statement and research questions) dan lain sebagainya.